US$ 120.000 per hektar dalam 5 tahun atau Rp.5 Milyar per Ha dalam 10 tahun TANPA TANAM ULANG !!!

Maaf , tidak jual Paulownia elongata dalam bentuk biji , karena perkecambahan dengan biji tanpa pengalaman yang cukup rasio hasilnya sangat rendah , 0,5 - 5 %. Kami kuatir mengecewakan pembeli. Jika ada yang menjual dalam bentuk biji , saya pikir yang bersangkutan perlu bertanggung jawab kepada pembeli jika hasil semai sangat rendah.
Silakan klik di sini :
http://www.kebun5m.blogspot.com/
Investasi pasti di lahan milik Anda. Dapatkan konsultasi gratis hanya dengan memesan bibitnya , bukan perjanjian bagi hasil.US$ 120.000/hektar setiap 5 tahun tanpa tanam ulang tumbuh lagi. Tumpangsari dengan Aren , akan menghasilkan Rp. 5 milyar dalam 10 tahun. Lahan milik Anda. Ini bukan penawaran kerjasama bagi hasil atau titip modal. Kami murni jual bibit ,hasil total menjadi hak Anda. GRATIS konsultasi.
Tunggu apa lagi , KESUKSESAN sudah ada di tangan ANDA.Jangan tergiur dengan tipuan titip modal , reksadana yang tidak jelas dsb. Sudah banyak korbannya. Ambil langkah cepat , agar Anda jadi yang pertama memanen kebun Paulownia milik Anda sendiri !!!Liputan mengenai Pembibitan Paulownia Kami Ada di Majalah TRUBUS edisi Mei 2009 halaman 133. Hubungi : multivalentprima@gmail.com

Sengon Solomon Super Hybrid Kultur Jaringan Ber Register

Bisnis Tiket Pesaweat Online Hasil Milyaran ???

Bisnis Tiket Pesaweat Online Hasil Milyaran ???
Hasilkan Miliaran rupiah dari rumah. Klik gambar di atas untuk info lengkap & mendaftar.

Monday, March 23, 2009

Bibit Sengon Unggul

KLIK FOTO PERTUMBUHAN PAULOWNIA ELONGATA DI BAWAH INI. TAMBAH 1 METER DALAM 30 HARI !!!











Jual Bibit Sengon / Paraserianthes falcataria
Biji Unggul Bersertifikat Rp. 2.500.000/kg perkecambahan 90 - 95 %minimal 0,5 kg.
Biji lokal non sertifikat Rp. 300.000/kg perkecambahan 70 - 85 % minimal 1 kg.
Per kilogram berisi kira - kira 40.000 butir biji.
Bibit Unggul bersertifikat tinggi min. 50 cm Rp.2.500/batang, minimal order 1000 batang.
Bibit lokal tinggi min. 50 cm Rp. 1.000 - Rp. 1.300 / batang minimal order 5000 batang.
Harga belum termasuk ongkos kirim.
Min. order nominal Rp. 1.000.000. Untuk nominal di atas Rp. 5.000.000 , harga bisa di nego.
Lokasi di Ungaran & Kendal, Jawa Tengah.
Hubungi 0858 66 231 777
multivalentprima@gmail.com

PERHATIAN : Informasi di bawah disediakan secara cuma - cuma , tetapi untuk konsultasi yang lebih detail hanya tersedia bagi pemesan. Terima kasih.

Memilih Bibit Yang Baik, Mengurangi Buang Waktu

Perbandingan Hasil ( dengan menggunakan angka rata - rata kebun dengan pola
tanam ideal , jarak 3 x 3 meter , harga di P Jawa
), pada usia 5 tahun , ukuran rata- rata
log/ tebangan yang didapatkan :

Sengon laut asalan , diameter rata - rata 24 cm . panjang log 9 meter , harga per pohon usia 5 tahun Rp. 225.000 ( 0,24 m3 )

Sengon unggul sertifikat , diameter rata - rata 28 cm, panjang log 11 meter , harga per pohon usia 5 tahun Rp. 325.000 ( 0,34 m3 )

Sengon Solomon Kultur Jaringan , diameter rata - rata 35 cm , panjang log 13 meter , harga per pohon usia 5 tahun Rp.425.000 ( 0,45 m3 )


Penanaman bibit yang berkualitas memungkinkan kita hanya sedikit melakukan penjarangan. Seperti diketahui , jika ditanam dengan kerapatan yang bagus , sengon akan berlomba menambah ketinggian di 2 - 3 tahun pertama pertumbuhannya. Baru kemudian menambah diameter batangnya. Bayangkan jika Anda sudah menunggu 1 - 2 tahun , mengeluarkan biaya yang sama besarnya , dan akhirnya 30 - 40 % harus Anda tebang untuk penjarangan yang kerdil - kerdil , berapa uang dan waktu yang terbuang ? Karena menanam sengon kualitas baik atau tidak , biaya yang Anda keluarkan sama saja. Hasil / pemasukannya yang berbeda.

Sama seperti memberi makan anak - anak yang pertumbuhannya cepat / bongsor dengan anak - anak yang memang berpostur kecil , biayanya relatif sama. Kadang - kadang malah sengon yang kerdil mudah stres , dan waktu kawan - kawannya sudah makin tinggi , karena kalah berebut sinar , dia makin kerdil.

Tips dari saya :
1. Beli bibit jenis unggul , selisih biaya per hektar paling - paling Rp. 1.000.000 , tapi hasilnya hampir 2 x lipat. Biaya lain selain biaya bibit sama saja.

2. Beli di awal musim tanam. Pembelian di akhir musim tanam memperbesar kemungkinan Anda mendapat barang afkiran.

3. Pesan bibit yang sudah disortir, jadi khusus hanya bibit dengan pertumbuhan baik saja. Anda tidak akan bisa mendapatkan ini dengan membeli di pasaran , karena kebanyakan pedagang bahkan tidak tahu riwayat bibit. Seringkali umur yang berbeda tetap akan dikelompokkan sama berdasarkan tinggi bibit. Jadi bibit dengan pertumbuhan baik bercampur dengan bibit yang kerdil , yang penting tinggi sama.


Berkebun Sengon

Sengon sangat adaptif , cocok ditanam di hampir semua macam lahan. Yang terutama adalah lahan tidak tergenang air , dan pada saat penanaman bibit di lahan , minimal terkena hujan selama tiga bulan.Lebih bagus lagi jika daerah sekitar lahan terdapat sungai yang terus mengalir sepanjang tahun.
WAKTU PENANAMAN

Penanaman sebaiknya dilakukan di awal musim penghujan. Paling lambat dilakukan dua bulan sebelum musim hujan selesai. Jika sebelum musim kemarau tiba bibit yang ditanam belum memiliki perakaran yang cukup dalam di tanah , kemungkinan besar bibit akan mati di lahan , atau minimal cacat karena kerdil. Ini akan merugikan investasi Anda atas biaya yang sudah Anda keluarkan. Ukuran paling baik untuk bibit ditanam adalah 30 cm , karena perakarannya belum banyak melingkar dan rusak dalam polybag. Tanaman memiliki tinggi tanaman di permukaan tanah dengan di dalam tanah yang relatif simetris. Jadi jika Anda membeli bibit setinggi 1 meter , bayangkan bahwa akar sepanjang 1 meter tergulung dalam polybag seukuran yang Anda lihat terpasang di dasar bibit Anda.

Jika Anda hendak membeli benih / biji untuk dibibitkan sendiri , lakukanlah pada 4 bulan sebelum musim hujan mulai. Atau paling lambat , lakukan satu bulan sebelum musim hujan datang. Sebabnya adalah dibutuhkan minimal 4 bulan sejak dari biji disemai sampai bibit sengon mencapai tinggi 30 - 40 cm ( ukuran siap ditanam di lahan )


PEMILIHAN BIBIT

Ada macam - macam bibit sengon yang tersedia di pasaran. Mulai dari kualitas asalan sampai kualitas unggul. Sengon kualitas asalan adalah sengon yang diperbanyak dari biji yang dipungut dari kebun sengon sembarang. Biasanya biji / benih dari sengon asalan ini diperoleh dari penyerbukan yang mayoritas tidak terkontrol bapak & ibu nya , sehingga pohon yang bersebelahan juga masih dari satu Bapak / Ibu , dan penyerbukannya merupakan hasil inbreeding / kawin antar saudara kandung , sehingga bawaan cacat genetika ( kerdil dan mudah mati ) prosentasenya cukup besar , bisa 25 - 60 %.

Untuk diketahui , bahwa ada beberapa macam jenis sengon yang tumbuh di Indonesia. Ada jenis sengon Jawa , yang kulit kayunya cenderung abu - abu muda kehijauan dan kayunya memiliki berat jenis lebih tinggi dari sengon laut yang umumnya dikembangkan untuk industri. Ada sengon laut jenis Purworejo yang masih satu rumpun dengan sengon Morotai , yang pertumbuhannya relatif lebih cepat dibandingkan sengon Jawa. Ada pula sengon introduksi seperti halnya varietas dari kepulauan Solomon. Masing - masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Seperti misalnya sengon Morotai memiliki ketahanan yang lebih terhadap kekeringan , dibandingkan sengon var. Solomon yang terbiasa memperoleh hujan selama 8 - 10 bulan di habitat aslinya di kepulauan Solomon. Akan tetapi jika lahan lokasi penanaman memiliki cukup ketersediaan air / musim hujan yang tidak kurang dari 6 bulan / tahun , sengon solomon memiliki keunggulan dalam kecepatan pertumbuhan. Dibandingkan sengon lokal , selain sosoknya yang lebih tinggi / bongsor , penambahan diameter nya pun lebih cepat daripada sengon lokal yang unggul sekalipun.

Selain pemilihan bibit sengon berdasarkan jenisnya , pemilihan tipe perbanyakan juga berpengaruh. Pembenihan dari biji / generatif memiliki tingkat keseragaman 70 - 80 % , seperti hal nya jika kita lihat kakak beradik dalam satu keluarga besar , bongsor atau pendek bisa bervariasi , meskipun satu ayah dan ibu. Hal ini dikarenakan faktor variasi genetika. Penghilangan variasi genetika bisa diperoleh dengan cara vegetatif , yaitu dengan kultur jaringan. Keuntungan perbanyakan kultur jaringan adalah :

1. Klon / perbanyakan dengan multiplikasi jaringan tanaman , jadi tubuh yang sama diperbanyak berkali - kali , jadi secara genetika pasti identik / kembar. Jadi bibit dari hasil kultur jaringan akan memiliki tingkat pertumbuhan yang nyaris 100 % seragam. Variasi pertumbuhan hanya ditentukan oleh penanganan dan pengaruh lingkungan dimana tanaman ini tumbuh. Satu titik tanam dengan titik tanam lain bisa memiliki variasi kesuburan dan ketersediaan air tanah.
2. Karena perbanyakannya dalam lingkungan aseptis , maka jika sampai bibit mengandung spora penyakit wabah seperti misalnya tumor karat , maka tumor karat akan tumbuh dan berbiak dalam media steril tempat perbanyakan kultur jaringan dilakukan. Akibatnya bibit tidak mungkin hidup dan tumbuh sampai usia pengiriman dan rusak sejak masih tahap kalus prematur. Jadi , bibit yang berukuran siap kirim hanya bisa tumbuh dan dikirim karena dia BEBAS PENYAKIT. Jadi , bibit kultur jaringan bisa dikatakan tidak membawa bibit penyakit ketika keluar dari kultur. Meskipun penularan di lahan penanaman bisa tetap terjadi.

Perbedaan biaya / investasi / modal penanaman antara bibit asalan dengan bibit kultur jaringan tidak lebih dari Rp. 4.000.000 / hektar , sedangkan perbedaan hasil tebangnya bisa Rp. 200.000.000 / hektar.



JARAK TANAM

Banyak penjual bibit akan menganjurkan jarak tanam 1,5 x 1,5 meter , atau 2 x 2 meter , sehingga populasi atau juga kebutuhan bibit meningkat . Alasannya ( selain supaya beli lebih banyak bibit , tentu saja ) adalah supaya pohon yang didapatkan lebih tinggi dan lurus - lurus. Untuk bibit asalan , hal ini ada benarnya , karena bibit sengon yang bercampur - campur keturunan / genetiknya , akan cenderung memiliki postur kerdil , sehingga kubikasi rendah disebabkan panjang log lurus dalam per batang pohon , totalnya lebih pendek dari sengon unggul / sengon Solomon. Memang menanam rapat akan bisa menyebabkan pertumbuhan lebih tinggi , karena ketika tanaman ditanam berdekatan dan berebut sinar , mereka akan tumbuh ke atas. Tetapi penambahan diameter yang tidak seimbang dengan tinggi tanaman akan menyebabkan tanaman mudah patah saat musim angin tiba. Perlu juga dipertimbangkan bahwa selain terjadi perebutan sinar matahari , perakaran tanaman yang ditanam berdekatan juga akan berebut hara , yang pada akhirnya ke dua macam perebutan ini menyebabkan tanaman terhambat secara merata dan pertumbuhan bagus umumnya terjadi di keliling / tepian luar blok penanaman.

Riset dari sejumlah HTI / Hutan Tanaman Industri memberikan kesimpulan : riap / laju pertumbuhan per hektar , untuk jarak tanam 2 x 3 meter , atau 3 x 3 meter , atau 4 x 3 meter , atau 4 x 4 meter , angkanya relatif sama. Misalkan didapatkan rata - rata 60 m3 per hektar per tahun. Angka ini berlaku sejauh pucuk kanopi daun belum bersentuhan rapat / belum saling menaungi sinar matahari / akar belum bertemu dan berebut makanan. Akan tetapi karena dibagi jumlah individu tanaman yang lebih banyak ( jika jarak tanam 2 x 3 meter ) , maka diameter yang diperoleh pada umur yang sama ( misalkan 4 tahun ) akan jauh lebih bagus jika jarak tanam 4 x 4 meter. Dan yang perlu diingat , harga kayu sengon untuk diameter kecil per meter kubiknya LEBIH MURAH dibandingkan harga kayu sengon diameter besar. Jadi begini : jika selama 4 tahun diperoleh jumlah kubikasi sama , yaitu 4 tahun x 60 m3/hektar/tahun = 240 m3 / hektar . Untuk jarak tanam 2 x 3 , diameter pohon rata2 adalah 18 cm pada umur 4 tahun ( harga per kubik kalau diameter 18 cm adalah Rp. 425.000 ) , sedangkan untuk jarak tanam 4 x 4 meter , diameter rata2 adalah 27 cm ( harga per meter kubik ukuran ini adalah Rp.780.000/m3 ). Berarti jika dibandingkan , dengan jarak tanam 2 x 3 meter diperoleh 240 m3 x Rp.425.000 = Rp.102.000.000 per hektar pada umur tebang 4 tahun. Untuk jarak tanam 4 x 4 meter , diperoleh total meter kubik yang sama , yaitu 240 m3 juga per hektarnya , akan tetapi karena kayu log yang diperoleh diameternya lebih besar , maka industri / pembeli bisa memperoleh rendemen produksi yang lebih baik , karena buangan tepi yang lebih sedikit rasio nya, maka harga beli nya adalah 240 m3 x Rp.780.000 / m3 = Rp.187.000.000 per hektar pada umur tebang 4 tahun. Jadi , dengan jarak tanam yang lebih jauh , diperoleh hasil yang jauh lebih besar nilai rupiahnya.

Tentu saja menanam dengan jarak tanam lebih rapat juga berarti pengeluaran biaya pembelian bibit dan tenaga kerja yang lebih besar. Sungguh suatu bujukan yang menjerumuskan.. Akan tetapi , jarak tanam renggang seperti 4 x 4 juga menyebabkan percabangan tanaman lebih liar sehingga memerlukan pemangkasan lebih intensif. Selain itu jumlah individu yang terlalu sedikit tidak memungkinkan penebangan 2 x ( penebangan pertama untuk penjarangan ) yang bisa meringankan perputaran modal. Untuk itu kami menganjurkan jarak tanam berjarak 3 x 3 dengan pola tanam segi tiga , dengan memacu pertumbuhan menggunakan trikoderma dan mikroba penyubur tanah, sehingga penebangan bisa dilakukan pada tahun ke-4 dan ke-7.

Lubang tanam berukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm. Pisahkan lapisan atas tahan / top soil di sisi kiri lubang tanam ( kira - kira tebal 5 cm dari permukaan ). Sisa galian diletakkan di sebelah kanan. Masukkan top soil / tanah lapisan atas ke dalam lubang. Masukkan bibit dalam polybag ke dalam lubang tanam , sobek polybagnya dan sisihkan. Masukkan 1 - 2 kaleng susu pupuk kandang terfermentasi ( ayam atau kambing lebih baik ), dan 100 gram pupuk NPK / Phonska. Tutup lubang dengan sisa tanah galian.

Jarak tanam ideal 3 x 3 meter. Jika ditanam 1,5 x 1,5 meter , untuk mencapai diameter 25 cm dibutuhkan waktu 8 - 9 tahun. Teoritisnya , dibutuhkan 1150 batang bibit per hektar.

Pada usia tanam 2 minggu - 1 bulan , lakukan pengontrolan terhadap gangguan serangga pemakan daun , semprot Decis jika ditemukan serangga pemakan daun. Bulan ke 2 dan ke - 5 lakukan penyiangan dan pemupukan dengan NPK / Phonska . Jika ditemukan serangga pemakan daun , lakukan penyemprotan dengan Decis lagi. Potong ranting - ranting percabangan. Hindarkan dari hewan ternak masuk yang bisa memakan daunnya atau menginjak / merobohkan. Hindarkan juga dari perambah yang memangkasi daun - daunnya untuk pakan ternak. Penyemprotan Decis/insektisida lain membuat ternak tidak suka memakan daunnya.

Pada akhir tahun pertama dan ke dua , gali lubang tanam berukuran sama di antara 4 pohon , isi dengan 0,3 m3 pupuk kandang dan 0,5 kg NPK. Siangi gulma yang mengganggu.

Mulai akhir tahun pertama sudah mulai boleh dilakukan tumpangsari dengan polong - polongan , misalkan kedelai dan kacang hijau.

Hitungan bisnisnya

Perbandingan sengon lokal biasa ( SL ) dengan unggul bersertifikat ( UB ),
dalam sudut pandang bisnisnya :
Contoh kasus ( angka keluaran di lapangan masih bisa bervariasi sedikit ) :
Penanaman luas 1 hektar, misalkan sama - sama dengan jarak ideal kurang lebih
3 meter x 3 meter , populasi per hektar idealnya kira - kira 1150 batang.
Biaya pemeliharaan dengan pemupukan & tenaga kerja dll selama 2 tahun pertama
Rp. 10.000/pohon.

Sengon Lokal ( SL )asumsi rata - rata diameter 24 pada tahun ke 5.
Biaya Bibit Rp. 900 x 1150 = Rp. 1.035.000
Biaya Pemeliharaan @ Rp. 10.000 x 1150 = Rp. 11.500.000
Jumlah Pengeluaran = Rp. 12.535.000

Pemasukan
Penjarangan Tahun ke 1= 25% x 1150 x @ Rp. 15.000 = Rp. 4.312.500
Penjarangan Tahun ke 2= 15% x 1150 x @ Rp. 40.000 = Rp. 6.900.000
Hasil tebang Tahun ke 5= 60% x 1150 x @ Rp. 260.000= Rp.179.400.000
Jumlah Pemasukan = Rp.190.612.500

( menarik , karena Pak MenHut MS Kaban di TRUBUS menyebutkan , hasil sengon
kira - kira Rp. 140 juta/Ha , mari kita lihat )

Pemasukan SL - Pengeluaran SL = Rp.190.612.500 - Rp.12.535.000
Hasil per Ha Sengon Lokal = Rp.178.077.500

Sengon Unggul Bersertifikat ( UB )& Sengon Morotai asumsi rata - rata diameter 29 di tahun ke
5.
Biaya Bibit Rp. 1600 x 1150 = Rp. 1.840.000
Biaya Pemeliharaan @ Rp. 10.000 x 1150 = Rp. 11.500.000
Jumlah Pengeluaran = Rp. 13.340.000

Pemasukan
Penjarangan Tahun ke 1= 10% x 1150 x @ Rp. 15.000 = Rp. 1.725.000
Penjarangan Tahun ke 2= 5% x 1150 x @ Rp. 40.000 = Rp. 862.500
Hasil tebang Tahun ke 5= 85% x 1150 x @ Rp.325.000 = Rp.317.687.500
Jumlah Pemasukan = Rp.320.275.000


Pemasukan UB - Pengeluaran UB = Rp.320.275.000 - Rp.13.340.000
Hasil per Ha Sengon UB = Rp.306.935.000


Nah , silakan Anda pilih , tanam sengon asalan , atau Unggul Bersertifikat.
Tapi , hasil masih bisa beragam , tergantung pemeliharaan , penyakit ,
gangguan karena daunnya banyak dipangkas / dicuri orang untuk pakan ternak ,
pengolahan lahan , dsb. Tapi , dengan asumsi semua faktor negatif bisa
diatasi , perbandingannya seperti di atas.

Untuk sengon var. Morotai , lihat di
www.sengonmorotai.blogspot.com

No comments:

Post a Comment